Senin, 12 Desember 2011

TUHAN YESUS (Isa Almasih) memulihkan kehidupan Seorang Waria menjadi Pria Sejati yang sebenarnya

Syalom semuanya...

Di sini saya akan membagikan Kesaksian yang luar biasa yaitu Kesaksian mantan waria yaitu
1) yang bernama panggilan warianya adalah dora tetapi nama aslinya Matias Herman,
2) yang bernama panggilan warianya adalah Cicilia (Mantan Juara Kontes Waria) tetapi nama aslinya Stanly Ernest Tikoalu,
3) yang bernama panggilan warianya adalah Citra (Mantan Ratu Waria) tetapi nama aslinya Bresman,

Inilah Kesaksiannya :

1) Nama panggilan warianya adalah dora tetapi nama aslinya Matias Herman.

Lahir di tengah keluarga besar, Matias Herman kurang mendapat perhatian di dalam keluarga. Anak ke lima dari sepuluh bersaudara ini, sejak kecil lebih senang bermain mainan perempuan bersama anak-anak perempuan. Tak ayal, ibunya pun kerap marah melihat tingkah Matias. 
Di rumah, Matias sering disuruh membersihkan rumah dan mengerjakan pekerjaan pembantu lainnya. Matias tidak membantah, karena justru dia merasa hal itu sesuai dengan kepribadian dan panggilan hatinya. Mengerjakan pekerjaan wanita.
Suatu ketika Matias bertemu dengan seorang teman yang bekerja di salon. Di sana, Matias mulai belajar merias dan makin menemukan bakatnya. Dia pun makin yakin bahwa dirinya adalah wanita yang terperangkap di tubuh pria.
Sikap Matias yang makin feminim membuat adiknya malu dan tidak lagi menghargainya. Suatu hari ketika Matias sedang bermain dengan sesama teman waria-nya, adiknya datang dan membangunkannya dengan kasar dan menyeretnya pulang ke rumah.
“Perasaan saya waktu itu sudah menangis, rasanya ingin teriak.”, Kata Matias. “Lama-lama saya berpikir, kalau saya terus begini saya bisa menderita batin.”, lanjut Matias yang akhirnya memutuskan merantau dari Manado ke Jakarta pada usia 17 tahun.
Di Jakarta Matias mulai mencari uang di dunia malam. Menjadi waria di kota metropolitan tidaklah mudah. Berbagai pengalaman buruk pernah dialami Dora (nama wanita Matias) seperti tidak dibayar pelanggan, dikejar-kejar tantib hingga berkelahi dengan sesama waria karena berebut pelanggan. Namun semua itu tetap dilakukannya untuk mendapat uang dan bersenang-senang. Minuman keras dan narkoba pun jadi temannya.
Sampai suatu saat Dora OD (over dosis). “Di situ saya sedih dan takut. Saya mulai berdoa dan bersumpah tidak akan lagi memakai narkoba.”, Matias mengisahkan.
Matias menjalankan sumpahnya, namun karena hidup sebatang kara dan tidak punya pekerjaan lain, dia tetap bekerja di cafĂ© dan menjadi “mami”. Di sana, Matias juga meneruskan hobi minumnya. Sampai suatu ketika, kejadian buruk pun menimpanya. Matias ribut dengan seorang tamu dan kekerasan terjadi, tubuhnya jatuh dan kepalanya terbanting ke lantai. Lima jam Matias tak sadarkan diri.
Keesokan harinya Matias melakukan pengecekan di rumah sakit. Hasil scan menyatakan bahwa ada penyumbatan pada pembuluh darah otaknya. Matias mulai khawatir dengan biaya hidup dan biaya rumah sakit yang harus ditanggungnya, dia merasa ini adalah peringatan kedua dari Tuhan.
Sekali lagi Matias sembuh, namun dia tetap menjadi Dora sampai pada tahun 2005, Dora bertemu dengan seorang pria. Pria itu mengajaknya untuk datang ke sebuah ibadah. Dalam ibadah itu, 1 Korintus 6:9 menjadi ayat yang menampar Dora. Ia pun memutuskan untuk kembali lagi ke jati dirinya yang sesungguhnya, menjadi seorang pria. Matias memutuskan untuk mengikuti sebuah seminar bertajuk pria sejati. Sesi demi sesi diikutinya. Matias memotong habis rambutnya, perlahan gaya dan dandanannya pun kembali menjadi pria.
Setelah bertobat, Matias membawa dampak positif dan menginspirasi para waria yang ingin kembali menjadi pria. “Dia bisa memberikan contoh kepada waria-waria bahwa dia bisa hidup kembali lagi menjadi laki-laki.”, ujar rekannya Sadrakh Abednego.

Komitmen Matias sebagai pria ditandai dengan tanggung jawab yang berani diembannya. Dia memiliki lima orang anak asuh yang harus ditanggungnya.
“Saya sangat bangga karena bisa berubah, semua ini adalah mujizat Tuhan. Saya sangat berterima kasih kepada TUHAN YESUS.”, Kata Matias yang mengakhiri kesaksiannya.
Sumber Kesaksian dari Matias Herman


2) Nama panggilan warianya adalah Cicilia (Mantan Juara Kontes Waria) tetapi nama aslinya Stanly Ernest Tikoalu,

Tidak ada yang menduga bahwa Cicilia pemenang sebuah kontes di kalangannya adalah seorang pria yang bernama Stanly Ernest Tikoalu. Bermula dari masa kecilnya yang kurang perhatian dari seorang ayah, membuat Stanly yang gemulai diperdaya oleh seorang pria.
“Saya pikir beliau menjadi sosok figur seorang ayah buat saya, ternyata tidak. Pada suatu hari dia mengajak saya ke hotel. Saya tidak tahu, saya pikir saya mau diajak apa. Tiba-tiba saya diikat dan dipaksa harus melakukan oral seks. Pada saat dia selesai, dia mengancam untuk jangan bilang siapa-siapa, ” ungkap Stanly.
Mulai saat itu kebenciannya kepada pria semakin menjadi dan Stanly pun memutuskan untuk menjadi seorang wanita.
“Yang ada dalam pikiran saya, saya jijik melihat pria. Saya takut karena saya sering melihat papa saya memukuli mama saya sehingga saya memilih untuk menjadi seorang wanita. Saya melihat wanita itu penuh kelembutan,” ungkap Stanly.
Stanly pun memutuskan untuk pergi dari rumah sampai akhirnya Stanly pun menjadi seorang germo dan tenggelam dalam dunia prostitusi dan narkoba.
“Tahun 2001, saya mengalami sakau. Saya telpon pulang ke rumah. Saya bilang ke mama bahwa saya sudah gak kuat, saya ingin pulang dan saya dalam keadaan sakit. Saya nangis-nangis,” kata Stanly mengenang kejadian tersebut.
Dengan bantuan orang tuanya, Stanly pun membuka bisnis kecantikan dan mulai saat itu Stanly dikenal sebagai seorang waria.
“Setelah saya (Stanly) sembuh tidak memakai lagi, mama saya memberi saya( Stanly) modal untuk membuka salon. Saya (Stanly) bertemu dengan komunitas waria dan saya bergabung dalam ikatan waria se-Bekasi. Pada saat itu mereka mengadakan lomba khusus para waria. Setiap lomba saya (Stanly) selalu menang sampai tingkat daerah kabupaten. Akhirnya saya (Stanly) pun ikut yang di Jakarta. Waktu itu saya (Stanly) menjadi juara runner up, dari pemenang itu kami diutus untuk ikut lomba ke Thailand.”
Dua minggu sebelum lomba, Stanly dan teman-temannya mengadakan sebuah pesta narkoba. Namun di tengah pesta narkoba yang gila-gilaan itu, tiba-tiba sebuah peristiwa yang menegangkan terjadi.
“ Jadi saya (Stanly) mulai mabuk, pusing, tidak enak badan, dan pingsan. Ketika saya (Stanly) sadar, saya sudah di rumah sakit. Di situ saya (Stanly) merasa diri saya sudah tidak berguna lagi. Banyak orang datang untuk mendoakan bagi orang-orang yang butuh didoakan. Ketika saya (Stanly) didoakan justru saya mengusir mereka sampai saya marah-marah. Saya (Stanly) mengatakan, ‘Kalian mau apa ke sini, kalian mau mendoakan saya mati.’ Pada saat itu saya sudah tidak bisa melihat dan saya lumpuh.”
Di tengah keputus asaannya, Stanly pun menerima tawaran seorang teman kakaknya untuk menghadiri sebuah camp di Puncak.
“Ketika saya (Stanly) masuk di camp itu ternyata isinya pria semua. Saya (Stanly) melihat mayoritas adalah bapak-bapak. Di situ timbul lagi perasaan saya, kok di sini tempatnya bapak-bapak semua, ini orang-orang yang saya benci semua, ”ungkapnya Stanly.
Namun akhirnya sesi demi sesi diikuti oleh Stanly. Di tiap sesi diungkapkan tentang luka-luka hati, keterbukaan dan pengampunan.

“Pada saat itu sebenarnya saya (Stanly) berat mengampuni apalagi papa saya atau sama orang yang telah melecehkan saya itu, berat sekali. Saya merasa jijik dan benci karena saya berpikir bahwa mereka tidak pantas untuk dimaafkan. Tetapi karena  di sana hamba Tuhan bilang kalau kita ingin sembuh, kita harus mengaku dosa dan mengampuni orang lain. Saat itu saya menangis dan saya mau mengampuni mereka. Ternyata setelah saya melepaskan pengampunan, saya menjadi orang yang baru dan saya merasa beban saya sudah ringan,” ungkapnya Stanly.

Saat ini Stanly menjadi seorang fasilitator yang menangani kaum gay dan waria.

“Saya (Stanly) bersyukur kepada TUHAN YESUS, saya sudah menjadi pria sejati karena menjadi laki-laki adalah masalah kelahiran tetapi menjadi pria sejati adalah masalah pilihan. 1, 2, 3... Yes!," amin. kata Stanly menutup kesaksiannya.
Sumber Kesaksian dari Stanly Ernest Tikoalu..


3) Nama panggilan warianya adalah citra (Mantan Ratu Waria) tetapi nama aslinya Bresman.

Aku terlahir dengan nama Bresman, namun sejak kecil aku merasa aku adalah wanita yang terperangkap dalam tubuh seorang pria. Bersolek adalah hobiku, namun hal ini sering membuat aku dimarahi. Aku sering dipukuli oleh ibuku, namun ayah tidak bisa berbuat apa-apa. Hal ini membuatku merasa sakit hati kepada orangtuaku.
Hingga aku dewasa dan bertemu dengan seorang waria, disitulah mulai timbul harapan baru bagiku. Namun kenyataannya aku malah dimanfaatkannya. Aku (Bresman) diminta untuk melayani nafsu bejatnya, tapi demi impianku untuk bisa menjadi seorang waria, aku kuatkan hati untuk menjalani semua itu.
Hingga akhirnya aku (Bresman) resmi menjadi Citra, disitulah aku merasa menjadi diriku yang sebenarnya. Setiap malam aku mangkal di pinggir jalan, wajahku yang cantik dan tubuhku yang langsing membuat para pria bermobil terpesona. Aku kencan keluar masuk hotel, saat itu aku sangat merasa bahagia.
Aku (Bresman) akhirnya memutuskan untuk memisahkan diri dari si “mami”, namun dia tidak terima tindakan itu. Aku dipukulinya, sumpah serapah pun terucap dari mulutnya.
“Dasar ngga tahu diri! Udah dibantu, diurusin, sekarang sudah pinter nyari duit mulai berani bertingkah!” demikian ucap Mami.
Aku (Bresman) akhirnya diusir dari tempat mangkal itu, dan mulai merintis sendiri kehidupan bersama temanku Yuli. Kehidupan yang keras harus ku jalani, kadang kami bertransaksi namun para pria hidung belang tak mau membayar malah menganiaya kami. Belum lagi para preman yang sering mengacam dan memeras kami. Hampir selama lima tahun aku (Bresman) hidup dijalanan dan mengalami berbagai perlakuan kasar.
Aku akhirnya memutuskan untuk mengubah nasib dan memberanikan diri mengikuti berbagai perlombaan waria. Mulai dari Lomba Mirip Bintang, Lomba Ratu Waria hingga Miss Waria Indonesia. Kemenanganku diberbagai perlombaan itu membuatku terkenal dikalangan waria.
Namun aku (Bresman) belum puas dengan semua itu, aku pun datang ke dukun. Walaupun aku cantik, namun supaya tidak kalah bersaing aku (Bresman) memasang susuk di seluruh tubuhku, sehingga ketika para pria melihatku langsung senang.
Profesi saya (Bresman) sebagai Miss Waria membuat saya di undang ke sebuah hotel untuk mengisi sebuah acara. Disanalah aku bertemu dengan seorang pengusaha. Hari itu, hanya dia yang berani memberikan saweran saat aku (Bresman) menyanyi. Sejak itu, hubungan kami bagaikan sepasang kekasih.
Hubungan itu terus bertumbuh, hingga seperti suami istri dan tinggal serumah. Aku diminta tidak lagi menjalani profesiku dan menjadi ibu rumah tangga. Pria ini sangat posesif, setiap kali aku (Bresman) bertemu dengan teman-teman wariaku, dia pasti marah.
Pertengkaran pun tidak terhindarkan. Namun tiap kali aku (Bresman) kabur, dia selalu datang menjemputku dan meminta maaf. Hal ini bukan hanya satu kali, bahkan pernah aku meninggalkan dia hampir satu tahun, namun tetap saja aku kembali kepada dia.
Aku (Bresman) sudah nyaman dengan kelimpahan materi yang kuterima, aku takut jika pisah dari dia, maka semua yang telah ia berikan akan dia tarik kembali. Sebelas tahun lamanya aku menjalani hubungan putus nyambung dengan pria itu. Namun tetap saja pertengkaran selalui mewarnai hari-hariku. Cacian dan makian karena statusku sebagai seorang waria sering ia lontarkan. Hal itu terlalu sakit bagiku, hingga aku (Bresman) memutuskan untuk mengakhiri hidupku.
Aku sudah sempat meneguk obat serangga, tiba-tiba aku (Bresman) seperti merasakan seorang pribadi berkata kepadaku: “Mengapa kamu harus lakukan hal seperti itu? AKU (YESUS) mengasihimu. Untuk TUHAN tidak ada kata terlambat.” Saat itu aku kembali ingat pada TUHAN dan membuat sebuah keputusan. Aku (Bresman) pergi ke barbershop, aku babat rambut panjangku hingga habis. Aku (Bresman) beli dan kenakan pakaian laki-laki dan pulang. Aku (Bresman) harap dengan penampilan baruku ini, pria itu tidak lagi suka padaku. Namun hal itu malah menimbulkan pertengkaran yang sangat besar, kata Bresman.
Malam itu, aku (Bresman) memutuskan untuk kabur ke pulau Bali. Disana ada seorang temanku, Stanly yang juga mantan waria. Dia menanyakan perubahanku tapi sekalipun terkejut, Stanly menerimaku dengan baik. Bahkan ia (Stanly) mengajakku untuk mengikuti sebuah acara bernama “Pria Sejati.”
Pria sejati? Pikirku. Yang ada juga waria sejati. Aku (Bresman) sudah lama tahu Stanly sudah bertobat, tapi entah mengapa tingkah lakunya masih seperti perempuan. Aku (Bresman) pun akhirnya mencoba menjebak dia dengan mengundang seorang laki-laki dan meninggalkan mereka berdua. Namun ternyata, Stanly tidak melakukan apapun bersamanya dan membuktikan perubahan hidupnya, sehingga akhirnya aku (Bresman) percaya kepadanya dan mau di ajak ke acara Pria Sejati itu.
Di acara itu aku (Bresman) hanya diam mendengarkan sambil tertunduk, aku masih takut dengan pandangan orang tentang diriku. Tak terasa air mataku mengalir tak terbendung. Sesi demi sesi ku ikuti, hati ini rasanya damai sekali.
Hari itu aku menyadari bahwa aku diciptakan bukan sebagai Citra, tapi seorang pria bernama Bresman.
“TUHAN ampuni aku, kalau TUHAN mengijinkan aku ke jalan yang benar, pulihkan aku Tuhan,” demikian pintaku pada saat itu.
Namun perubahan ini, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Saat itu datang berbagai tawaran yang menggiurkan. Melalui telephone, mereka (teman-teman waria- red) mencariku ada dimana. Padahal pada saat itu aku (Bresman) tidak punya uang, namun aku tolak semuanya, dan aku katakan aku mau hidup benar, aku (Bresman) mau ikut TUHAN YESUS.
Seorang Bresman, manusia paling bejat bisa dipulihkan oleh TUHAN YESUS. Apa yang aku lakukan untuk TUHAN belum seberapa, namun TUHAN YESUS itu luar biasa buatku. Kini hidup yang ku jalani normal, seperti pria lainnya. Yang sudah berlalu, biarlah berlalu. Yang TUHAN inginkan, aku (Bresman) menjalani kehidupan yang seperti ini. Kini aku bisa berkata bahwa aku (Bresman) telah jadi pria sejati. Aku (Bresman) mau ikut TUHAN YESUS terus sampai kapanpun. amin 
Sumber Kesaksian dari Bresman....

Semoga dengan kesaksian Ketiga mantan waria ini menjadi memacu atau menjadi pedoman bagi Waria-waria lainnya untuk menemukan jati diri sebenarnya.amin saudara...

Oleh Karena itu sekian dari isi kesaksian tersebut...
semoga kesaksian Ini menjadi berkat yaa untuk saya dan semuanya...

LORD JESUS bless you all.....





Tidak ada komentar: